TARAKAN – Tepat 1 Maret, estafet kepemimpinan di Kota Tarakan beralih. Dua tahun lalu, Khairul dan Effendi Djuprianto dilantik menjadi Wali Kota dan Wakil Wali Kota Tarakan periode 2019-2024, hasil Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2018.
Di bawah kepemimpinan pasangan dengan jargon OKE itu, Pemerintah Kota Tarakan mengusung visi terwujudnya Tarakan maju dan sejahtera melalui smart city.
Setahun kepemimpinan Khairul dan Effendi Djuprianto tepatnya di 2019, merupakan tahap penyesuaian dan perencanaan. Masa ini dimanfaatkan untuk menguatkan pondasi pembangunan selama lima tahun hingga 2024.
Baru pada tahun 2020, Wali Kota dan Wakil Wali Kota Tarakan sudah mulai memasukkan perencanaannya yang dapat mendukung tercapainya visi, misi, dan 16 program unggulan yang telah dicanangkan. Pembangunan 2020 pun pengusung tema Pengembangan Ekonomi Wilayah dan Sumber Daya Lokal yang Berkualitas.
Namun, dalam perjalanannya, tahun 2020 merupakan tahun yang sangat menantang baik secara global, nasional, hingga ke tingkat lokal. Di mana, program Pemkot Tarakan dihadang dengan datangnya Pandemi Corona Virus Disease (Covid-19) dan telah memberikan dampak besar bagi Tarakan. Baik di bidang kesehatan, perekonomian, dan sosial kemasyarakatan.
Oleh sebab itu, pandemi Covid-19 menjadi perhatian khusus dalam kepemimpinan Khairul dan Effendhi Djuprianto, yang kemudian melakukan berbagai penyesuaian dalam kebijakan pemerintahan dan pelaksanaan pembangunan termasuk di antaranya mengalokasikan anggaran ke pos-pos yang penting dan mendesak dalam penanganan pandemi agar pelayanan kesehatan tetap berjalan secara optimal dan dampak sosial ekonomi yang ditimbulkan dapat ditekan.
Berbagai paket stimulus pun telah dikeluarkan oleh Pemkot Tarakan, mulai dari pemberian bantuan bagi warga yang rentan dan terdanmpak hingga relaksasi pemungutan pajak daerah bagi sector usaha yang terdampak selama pelaksanaan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).
Upaya ini mampu menahan laju kontraksi ekonomi. Tercatat, pertumbuhan Ekonomi Kota Tarakan pada tahun 2020 tumbuh minus di angka -0,78 persen dibandingkan dengan tahun sebelumnya dengan inflasi yang terjaga pada angka 1,15 persen. Angka pertumbuhan ekonomi ini masih berada di atas pertumbuhan ekonomi Kalimantan Utara sebesar -1,11 persen dan nasional yang berada di angka -2,07 persen.
Meski diadang Pandemi Covid-19, 16 program unggulan Pemkot Tarakan tetap berjalan. Di antaranya program pemberdayaan RT dengan mengalokasikan anggaran Rp 50 – 200 juta per RT dengan tiga fokus kegiatan yakni pembangunan jalan, drainase dan penerangan.
“Mulai tahun 2020 kan sudah kita anggarkan minimal Rp 50 – 200 juta per RT, sudah jalan sejak 2020. 2021 juga masih berlanjut,” ujar Wali Kota Tarakan Khairul, Senin (1/3).
Termasuk insentif untuk Ketua RT, dipastikan Khairul sudah direalisasikan di tahun 2020, dinaikkan dari Rp 750 ribu menjadi Rp 1 juta, sesuai dengan janji politik Khairu – Effendhi Djuprianto.
Di bidang pendidikan, program pendidikan gratis juga terus dilaksanakan dengan pemenuhan BOP sebesar Rp 12,5 Miliar pada 2019 dan Rp 17,3 miliar pada 2020 yang dipergunakan untuk membayar gaji tenaga guru kontrak yang sebelumnya dibiayi urunan orang tua murid.
Untuk mendukung proses pendidikan di sekolah, Pemkot juga memberikan dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) sebesar Rp 28 miliar pada tahun 2020.
Pemkot juga memberikan apresiasi bagi siswa berprestasi jenjang Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP) maupun madrasah baik negeri maupun swasta. Begitu juga beasiswa bagi siswa kurang mampu untuk 1.000 siswa per tahun.
Pada tahun 2020 ini, apresiasi telah direalisasikan sebanyak 3.849 siswa dengan alokasi anggaran Rp 1,6 miliar pada 2019 dan Rp 1,8 Miliar pada 2020.
Di samping itu, untuk memenuhi kebutuhan akan ruang kelas, pada tahun kedua ini pemerintah kota telah mendirikan 3 sekolah baru yaitu, SMPN 7, SMPN 11 dan SMPN 14.
“Jadi untuk pendidikan mudah-mudahan sudah berjalan sesuai dengan apa yang kita janjikan sebelumnya,” tutur Khairul.
Di bidang kesehatan, Pemerintah kota telah dioperasikan puskesmas 24 jam seperti Puskesmas Juata dan Karang Rejo (24 jam umum) serta Puskesmas Sebengkok (24 jam khusus persalinan) sejak 11 Maret 2019.
Demikian juga Rumah Sakit Umum Kota Tarakan (RSUKT) yang telah dioperasikan pada Maret 2019, juga terus berbenah dan melakukan langkah strategis dalam meningkatkan kualitasnya. Rumah sakit yang telah terakreditasi ini telah ditetapkan sebagai Badan Layanan Usaha Daerah sehingga lebih mandiri dan berdaya saing.
Peningkatan layanan RSUKT juga telah dilaksanakan antara lain dengan pemenuhan kebutuhan tenaga medis dan telah bekerja sama dengan BPJS kesehatan. Di masa pandemi Covid-19, RSUKT juga berada di garda terdepan dalam penanganan pasien Covid-19 dan pelayanan tes PCR SwabTest bagi masyarakat.
Selain itu, Pemkot Tarakan telah melakukan pemenuhan kecukupan biaya operasional kesehatan. Khairul membeberkan, anggaran di Dinas Kesehatan pada tahun 2019 mencapai Rp 44 miliar, di luar anggaran RSUKT sekira Rp 30 miliaran.
Sementara itu, saat ini telah dilakukan pembangunan rumah DP 0 persen bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) oleh pengembang. Namun, diakui Khairul, realisasinya belum maksimal. Dari target 10 ribu unit hingga 2024, baru terealisasi 79 unit. Penyebabnya karena persyaratan bank.
“Memang ini yang agak sedikit terseok-seok jalannya. Karena ini tadi, kalau kita lihat datanya sampai sekarang masih baru sekitar 79 unit yang sudah disetujui oleh bank. Itu tadi karena persoalannya ada masalah persyaratan-persyaratan bank dan sebagainya. Nah itu yang kami tidak bisa intervensi. Kalau penyiapan rumahnya sih kita sudah siap saja,” beber wali kota.
Untuk sambungan PDAM gratis, Pemerintah kota juga telah menargetkan lebih kurang 10 ribu sambungan rumah dan melayani 85 persen masyarakat dalam hal penyediaan air bersih. Saat ini sebanyak 9.335 sambungan rumah baru yang terpasang secara gratis bagi masyarakat yang memenuhi kriteria.
Cakupan layanan pun diklaim Khairul meningkat. Dari 53 persen di awal menjabat, sekarang menjadi 87,8 persen dari penduduk Tarakan saat yang telah menikmati layanan air bersih dari PDAM. Khairul berharap di tahun ini bisa diatas angka 90 persen sehingga janji Khairul dan Effendhi Djuprianto bisa tuntas sebelum akhirnya masa jabatan.
Peningkatan fasiltas guna pemenuhan akan kebutuhan air bersih juga terus dilakukan melalui PDAM Tirta Alam Kota Tarakan. Saat ini telah terbangun interkoneksitas Instalasi Pengolahan Air (IPA) dengan embung Bengawan yang berkapasitas 60 liter per detik serta embung Indulung dengan kapasitas 30 liter per detik. Sehingga suplai air baku diharapkan bisa ditransfer embung Binalatung/Kampung Satu.
Selain itu, tahun ini melalui proyek APBN melalui Satuan Kerja (Satker), akan ada sambungan pipa Induk dari Indulung ke Binalatung. Jika selesai, penyambungan gratis bisa dilaksanakan sehingga diharapkan pendistribusian air bersih bisa merata. Termasuk juga pembangunan Reservoar kapasitas 1.500 meter kubik di Kampung Satu dan diharapkan selesai tahun ini.
Pemkot Tarakan juga telah mengembalikan insentif guru mengaji, posyandu, veteran, seklah minggu dan lain-lain, termasuk tambahan penghasilan pegawai (TPP) yang telah berjalan sejak 2020. Termasuk program pemberian uang lauk-pauk kepada ASN, juga sudah dikerjakan.
Adapun program jaringan pengaman sosial, Khairul mengklaim saat ini penduduk Tarakan sudah 100 persen dilindungi jaminan kesehatan dari jumlah penduduk 231.013 jiwa baik yang mendapatkan penerima bantuan iuran dari pusat maupun pemerintah daerah maupun mandiri. Kecuali penduduk yang baru datang. Termasuk layanan one call one number 112 untuk ambulance, mobil jenazah dan PMK, telah direalisasikan.
Pemerintah kota juga telah membuka ruang investasi yang luas untuk pengembangan perekonomian di Kota Tarakan. Tahun 2020 telah dibuka Mal Pelayanan publik (MPP) yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas layanan perijinan dalam mendukung pengembangan investasi Kota Tarakan, termasuk menggunakan One Single Submission (OSS).
Dukungan atas peningkatan keandalan energi listrik di Kota Tarakan dan jaringan telepon/internet juga terus diperkuat. Kapasitas listrik Kota Tarakan saat ini berada pada angka 47 MW, sedangkan beban puncak sebesar 40-42 MW. Tahun ini juga akan ada tambahan sebesar 16 MW dari Pembangkit Listrik Tenaga Mesin Gas (PLTMG).
Sedangkan untuk internet, seluruh wilayah Tarakan telah menikmati akses internet baik melalui jalur fixed broadband maupun mobile broadband. Tahun ini juga, Pemkot Tarakan melalui Perumda Tarakan Media Telekomunikasi membangun jaringan fiber optik untuk penguatan internet dan Smart City.
Berbagai program pendukung terwujudnya Smart City lainnya juga terus berproses, antara lain melalui implementasi kebijakan parkir berlangganan secara elektronik bagi masyarakat pada 2020 dan memaksimalkan pembayaran non-tunai terhadap berbagai layanan publik agar masyarakat dapat mengakses layanan secara praktis, meningkatkan kepercayaan publik, dan mencegah penyalahgunaan.
Di tahun 2020, Pemerintah Kota Tarakan juga telah menyelesaikan pembangunan Kawasan Pantai Amal Tahap kedua. Kawasan ini disiapkan menjadi kawasan menjadi salah satu daya tarik utama Kota Tarakan.
Pembangunan infrastruktur juga terus dilakukan sesuai dengan kebutuhan dan proyeksi perkembangan kota di masa depan. Seperti pembenahan jalan yang sampai saat ini sudah ada 13 ruas jalan yang dilakukan peningkatan, 15 ruas jalan yang dipelihara dan 1 jembatan yang ditingkatkan.
Pemkot Tarakan juga merealisasikan program bantuan perbaikan rumah tidak layak huni, di mana sudah terealiasi 1.173 unit yang diperbaiki pada tahun 2019, dan di tahun 2020 ada 900 unit. Sehingga total ada 2.073 unit yang sudah diperbaiki baik melalui APBD Tarakan, APBD Provinsi Kaltara maupun APBN.
Program penanganan banjir juga dilanjutkan meskipun tidak masuk 16 program unggulan. Seperti tahun lalu Pemkot Tarakan membebaskan lahan di Karang Balik. Tahun ini dilakukan normalisasi terhadap lahan yang sudah dibebaskan. Penanganan banjir juga dilakukan di daerah Karang Anyar. Sedangkan untuk Sebengkok dan beberapa daerah lainnya seperti Persemaian, Telaga Keramat, dinilai sudah selesai.
Pemerintah kota juga telah menunjukkan komitmennya dalam meningkatkan akuntabilitas kinerja dan akuntabilitas keuangan. Pada 26 September 2020, Pemerintah Kota Tarakan berhasil mendapatkan predikat Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) untuk penilaian Laporan Keuangan Pemerintah Daerah tahun 2019. Pemerintah Kota tengah mengupayakan untuk mempertahankan predikat tersebut sesuai dengan target pada tahun mendatang.
Pembangunan manusia juga menjadi fokus kepemimpinan Khairul, dan Effendhi Djuprianto. Di tahun kedua ini, Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kota Tarakan yang menjadi salah satu indikator makro pembangunan saat ini masih yang tertinggi di Kalimantan Utara dan berada jauh di atas rata-rata nasional.
Walau harus menghadapi kenyataan nilai IPM Kota Tarakan menurun dari 76,09 (2019) menjadi 75,83 pada tahun 2020. Faktor penurunan tersebut lebih didominasi oleh menurunnya berbagai angka indikator perekonomian yang menjadi salah satu dari 3 indikator bersama dengan indikator pendidikan dan kesehatan.
Untuk indikator pendidikan sendiri, selalu mengalami peningkatan selama 2 tahun terakhir, dari 9,94 (tahun 2019) menjadi 9,97 (tahun 2020) dan angka tersebut juga berada di atas rata-rata Kaltara dan Nasional. (sumber: Humas Setda Tarakan)
Discussion about this post