SEBATIK – Karantina Pertanian Tarakan Wilayah Kerja (Wilker) Sebatik kembali melakukan sertifikasi ekspor tomat tujuan Malaysia, Senin (8/2/2021). Tomat sebanyak 400 kilogram (Kg) ini diangkut menggunakan longboat tujuan Malaysia.
Pejabat Karantina Pertanian Aviv yang bertugas melakukan pemeriksaan fisik mengatakan bahwa tomat yang akan diekspor kondisinya baik, tidak busuk dan tidak ditemukan OPT.
“Karena hasil pemeriksaan baik, maka dapat diterbitkan Phytosanitary Certificate dan tomat bisa dilalulintaskan” ujar Aviv dalam rilis yang dikeluarkan Karantina Pertanian Tarakan, Rabu (10/2/2021).
Menurut Kepala Karantina Pertanian Tarakan Akhmad Alfaraby pihaknya saat ini mendorong kegiatan ekspor melalui program Gratieks (Gerakan Tiga Kali Lipat Ekspor) yang merupakan salah satu Program Kementerian Pertanian.
“Pendampingan kegiatan ekspor dalam rangka meningkatkan perekoniam petani telah kami lakukan kepada eksportir terutama yang berhubungan dengan sertifikasi karantina sesuai amanah UU No 21 tahun 2019 tentang Karantina Hewan, Ikan dan Tumbuhan,” ungkapnya.
Sebatik sendiri adalah pulau kecil yang berada di Kabupaten Nunukan Provinsi Kalimantan Utara (Kaltara). Pulau Sebatik terbagi menjadi dua bagian, yaitu Sebatik wilayah Indonesia dan Malaysia.
Kondisi alam yang berbukit-bukit dan tanahnya yang subur membuat Sebatik berpotensi dalam menghasilkan produk pertanian. Komoditas potensialnya adalah pisang, kakao, jahe dan tomat.
Letaknya yang berbatasan langsung dengan Malaysia, membuat akses perdagangan antar dua negara semakin mudah. Tingginya lalulintas arus barang menjadi potensi tersendiri untuk dapat meningkatkan pemasaran hasil pertanian Indonesia.
Diunduh dari Indonesian Quarantine Full Automation System (IQFAST), sertifikasi ekspor tomat pada tahun 2019 sebanyak 8 kali dengan total 6.120 kg. Pada tahun 2021 telah dilakukan 5 kali sertifikasi dengan total 2.400 kg. (sumber: Karantina Pertanian Tarakan)
Discussion about this post