TARAKAN – Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPwBI) Provinsi Kalimantan Utara (Kaltara) bersama Pemerintah Kota (Pemkot) Tarakan mulai mengupayakan agar Tarakan bisa menjadi centra penghasil bawang merah sehingga tidak bergantung lagi pada pasokan dari luar daerah.
Upaya itu ditunjukkan dengan dimulainya Demonstration Plot (Dempot) bawang merah di dua lokasi, yaitu di Kelurahan Kampung Enam dan Karungan.
Penanaman perdana dilakukan Senin (30/11/2020) di areal pertanian Jalan Gunung Amal RT 14 Kelurahan Kampung Enam, Kecamatan Tarakan Timur, yang dilakukan langsung Kepala Perwakilan BI Provinsi Kaltara, Yufrizal bersama Wali Kota Tarakan dr. H. Khairul M.Kes.
Karena masih merupakan demplot, kita lakukan dengan juga masih terbatas, yaitu pada empat kelompok yang tersebar di dua lokasi. Yaitu di di Kampung Enam ini dan juga Karungan,” ujar Yufrizal dalam sambutannya sebelum memulai penanaman perdana.
Untuk luas demplotnya, dijelaskan Yufrizal, total ada 1.500 meter, di mana 1.000 meter berada di Jalan Gunung Amal, Kelurahan Kampung Enam, dan 500 meter berada di Karungan.
Kelompok tani juga telah dibekali dengan pelatihan budidaya bawang merah, bagaimana menyimpannya dan pendistribusinya, yang diberikan langsung oleh ahlinya dari Tegal sebagai salah satu centra bawang merah di Indonesia, yang dilakukan secara virtual karena pandemi corona virus disease (covid-19).
Tidak hanya itu, pihaknya juga menyerahkan bibit bawang merah sebanyak 225 kilogram kepada kelompok tani, dengan kurang lebih Rp 26,3 juta yang diambil dari centra daerah penghasil bawang, Brebes.
Yufrizal menaruh harapan agar dempot ini dapat berhasil dengan baik. Karena baru belajar, sehingga pihaknya belum berani membuat banyak.
Jika berhasil, ia berharap, BI Kaltara dan Pemkot Tarakan dapat mereplikasi pada skala yang lebih luas di tahun yang akan datang. Bukan lagi 1.500, tapi sudah hitungan hektar.
Harapan lainnya, dengan adanya budidaya di Tarakan dapat kita mengurangi ketergantungan terhadap bawang merah dari daerah-daerah lain.
“Paling tidak untuk Tarakan sudah bisa mandiri, tentunya nanti diperluas dengan Kaltara dan kalau perlu, insyaAllah juga, bukan kalau perlu, mudah-mudahan juga bisa untuk wilayah Kalimantan,” harapnya lagi.
Dilakukannya dempot bawang merah ini, bukan tanpa alasan. Menurut Yufrizal, bawang merah memberi kontribusi besar terhadap inflasi di Tarakan. Data yang dihimpun pihaknya, bawang merah sudah 30 kali menunjukkan kenaikan harga dalam 54 bulan terakhir.
“Dari data yang kami olah selama 54 bulan terakhir, dalam 54 bulan itu bawang merah itu, 30 kali menunjukkan harganya naik,” bebernya.
Bawang merah, dalam catatan KPwBI Provinsi Kaltara, juga masuk dalam lima besar komoditas penyumbang inflasi dengan andil yang lumayan besar, mencapai 30 kali dari 54 bulan atau lebih dari 50 persen.
Namun, hal ini bisa difahami pihaknya, karena Tarakan dan juga Kaltara bukan merupakan centra produksi dari bawang merah. Karena itulah pihaknya bersama Pemkot Tarakan melakukan upaya dengan cara demplot bawang merah.
“Mencermati sumbangan terhadap inflasi yang tinggi, KPwBI Provinsi Kaltara bersama Pemerintah Kota (Pemkot) Tarakan tentunya berikhtiar untuk melakukan demplot (demonstration plot) bawang merah pada hari ini (Senin, 30/11/2020),” ungkap Yufrizal.
Sementara itu, Wali Kota Tarakan dr. H. Khairul M.Kes juga berharap dengan dilakukannya demplot, jika berhasil, Tarakan ke ke depan bisa swasembada.
“Harapannya kalau ini berhasil nanti bisa diversifikasi, dikembangkan ke tempat lain. Dan kita berharap ke depan dengan melakukan swasembada, harapan kita nanti akan terjadi swasembada untuk bawang, minimal untuk memenuhi kebutuhan di waktu-waktu puncak itu,” harap Khairul. (jkr-1)
Discussion about this post