TARAKAN – Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 1 Tarakan ternyata memiliki desainer-desainer muda potensial yang ada di jurusan desain produksi busana.
Ini dibuktikan dengan akan tampilnya karya busana mereka pada event fashion terbesar, Jogja Fashion Week (JFW) pada 7 – 10 Agustus di Jogja Expo Center (JEC).
Guru Pembimbing Kompetensi Desain dan Produksi Busana SMKN 1 Tarakan, Santi Asmara Dhani, S.Pd, Gr mengungkapkan pihaknya telah mendaftarkan busana yang akan ditampilkan dalam acara tersebut.
Pihaknya juga telah mempersiapkan keikursertaan karya-karya pada desainer muda potensial asal Bumi Paguntaka ini di acara bergengsi tersebut. Bahkan sudah ditampilkan lebih dulu pada peragaan busana di Tarakan, beberapa waktu lalu.
“Kami sudah dapat slotnya. Jadi kami mau ikut peragaan atau fashionnya itu di tanggal 7 Agustus 2025 di JEC Yogyakarta,” ujar Santi Asmara Dhani.
“Alhamdulillah 100 persen sudah selesai dan karya-karyanya sudah diperagakan di gelar karya busana,” sambung Santi kepada awak media, Senin, 21 Juli 2025.
Ia mengungkapkan, tampilnya busana karya siswa-siswi SMKN 1 Tarakan di JFW nanti tidak lepas dari dorongan untuk mengangkat potensi desainer-desainer muda yang dimiliki jurusan desain produksi busana SMKN 1 Tarakan. Karena Santi menilai, sekolahnya memiliki sejumlah desainer berbakat.
“Kami ingin memperkenalkan bahwa di SMKN 1 Tarakan jurusan busana itu ada desainer-desainer muda yang memiliki talenta luar biasa yang sayang hanya terpendam di sini saja (sekolah). Ini harus di up, diangkat. Makanya saya mengajak anak-anak ini ikut di Yogyakarta Fashion Week,” tutur istri dari Direktur Perumda Tirta Alam Tarakan, Iwan Setiawan ini.
Santi mengaku ada 8 busana yang akan ditampilkan. Uniknya, busana-busana tersebut dibuat dari bahan daur ulang. Ini sesuai dengan tema acara. Di mana untuk kategori talent, akan mengangkat tema sustainable atau busana berkelanjutan. Yaitu busana yang terbuat dari pakaian bekas.
“Ini bahan limbah, baju-baju bekas yang recycle kembali menjadi produk baru dan orang melihat ini bukan recycle, tapi beli dari bahan asli yang setengah jadi, padahal enggak. Ini dari celana jeans, jaket, rok, gaun yang memang sudah bekas, diubah menjadi satu produk baru dan ini luar biasa banget,” tutur Santi.
Ia memastikan, busana tersebut murni karya dari siswa-siswa SMKN 1 Tarakan jurusan desain produksi busana. Mulai dari mendesain, membuat pola hingga menjadi busana yang siap pakai.
Dalam merancangnya, ia juga memberikan kebebasan kepada desainer-desainer muda untuk bebas berkreasi meski dengan bahan daur ulang.
Santi menambahkan, saat tampil nanti, pihaknya membagi penampilan 8 busana tersebut dalam 2 sesi. Yaitu sesi no rebellion dan sesi patch krematik yang mengusung bahan tenun dari NTB dipadukan dengan motif Tarakan.
Santi juga mengungkapkan salah satu busana akan diikutkan juga pada lomba busana di Jakarta pada Oktober mendatang. (*)
Discussion about this post