TARAKAN – Ibarat handphone, manusia pun butuh di charger. Itulah yang dilakukan Deddy Yevri Sitorus, Anggota Komisi VI Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI).
Sebagai umat Katolik yang taat, momentum Wafatnya Isa Al Masih dimanfaatkan untuk kembali ke dunia spiritual. Merenung dan berkontemplasi.
“Sebagai manusia yang diberikan tanggung jawab, saya sudah berusaha mengerjakannya dengan sebaik mungkin. Kini saatnya saya merenung dan mengevaluasi di depan Tuhan,” ungkap politisi PDI Perjuangan ini.
Bagi umat Katolik, banyak ibadah yang wajib dilakukan dalam rangkaian Paskah. Dimulai dengan Minggu Palma, Kamis Putih, Jumat Agung, Vigili Paskah dan Minggu Paskah. Deddy Sitorus memilih mengikuti seluruh ibadah itu di Kaltara.
Dimulai Minggu (2/4) lalu. Ia memilih Gereja Katolik Paroki Santo Gabriel Nunukan untuk mengikuti Misa Minggu Palma. Ibadah ini dipimpin Pastor Antonio Razzoli. Ia mengikuti ibadah sesi pertama bersama ribuan umat Katolik Nunukan.
Selesai mengikuti Minggu Palma, Deddy Sitorus kembali ke Jakarta. Sejumlah agenda rapat Komisi VI sudah menunggu. Menurutnya, pekerjaannya di Senayan tidak bisa ia tinggalkan. Padahal Deddy merasa begitu lelah.
“Saya baru pulang dari kunjungan kerja ke Eropa. Istirahat dua hari, lanjut ke Kaltara. Tapi mau bagaimana lagi, itulah kesempatan saya bertemu dengan teman-teman umat Kaltolik di Kaltara,” ujar Deddy yang tidak bisa menyembunyikan rona kelelahan di wajahnya.
Tiga hari di Jakarta sejumlah agenda pun disusun. Yah, masih ada empat agenda ibadah lagi yang harus diikuti. Dan banyaknya undangan Misa yang harus dihadiri.
Tapi kali ini Deddy tidak ingin datang sendiri. Ia mengajak istrinya, Ida Suryani dan si bontot Sophie. Tiba di Tarakan Kamis (6/4/2023), malamnya sudah ditunggu Ibadah Kamis Putih di Gereja Katolik Paroki Santo Yosef Pekerja di Karang Harapan.
Kamis Putih ini diikuti seribu lebih jemaat. Dipimpin Pastor Yuventalis Lake. Sebelum Misa dimulai, Deddy diminta untuk memberikan sambutan. Kesempatan itu Ia manfaatkan. Memberikan informasi kepada jamaat, apa saja yang sudah Ia lakukan di Senayan.
“Saya bekerja keras. Fokus saya yang pertama soal listrik. Kini tingga 20 persen lagi desa yang belum berlistrik,” ujarnya.
Dua jam lebih Misa ini berlangsung. Di luar gereja, hujan turun sangat deras. Malam pun mulai larut. Namun, selesai ibadah tokoh masyarakat dan pengurus gereja masih ingin berdialog. Deddy melayaninya dengan senang hati. Tak ada bahasan yang serius. Deddy hanya bercerita soal gagalnya Indonesia menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20 yang heboh itu.
Yah, selama perdebatan soal Piala Dunia itu, Deddy menjadi juru bicara PDI Perjuangan. Ia kerap tampil di televisi nasional. Begitu juga pernyataannya, kerap dikutif media nasional. Ini yang ternyata membuat jemaat penasaran. Mereka tampaknya ingin bertanya langsung dengan narasumber utama.
Hujan mulai reda. Cengkrama hangat itu berakhir. Deddy kembali ke hotel. Beristirahat untuk mempersiapkan agenda esok hari yang tidak kalah padatnya. Rencananya, Jumat petang, Deddy akan mengikuti Ibadah Jumat Agung di Gereja Katolik Imakulata.
Belum selesai. Sabtu pagi Deddy akan bertolak ke Tanjung Selor. Disana Deddy akan mengikuti Vigili Paskah di Gereja Katedral. Minggu pagi bertolak ke Tideng Pala. Di ibu kota Kabupatan Tana Tidung itu Ia dijadwalkan mengikuti ibadah Misa. Setelah itu, menjelang siang, lanjut ke Nunukan. Itulah Deddy Sitorus. Kunjungannya ke Kaltara ternyata tidak melulu soal politik dan pekerjaan. Tapi juga spiritual. (Pai)
Discussion about this post