TARAKAN – Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPwBI) Provinsi Kalimantan Utara (Kaltara) memastikan uang diragukan keasliannya yang ditemukan masyarakat, beberapa waktu lalu, benar palsu.
Selembar uang pecahan Rp 100 ribu diragukan keasliannya ditemukan pemilik toko sembako di Jalan K.H. Dewantara, Kelurahan Karang Balik, Tarakan pada 23 Mei 2022.
Temuan itu viral di media sosial hingga membuat KPwBI Provinsi Kaltara turun tangan memeriksa keasliannya di laboratorium uang dalam jangka 14 hari. Hasilnya, uang tersebut dipastikan palsu.
“Kami dari Bank Indonesia sudah melakukan klarifikasi dan dalam kurang dari 14 hari kerja di laboratorium sudah muncul. Di mana hasil akhirnya adalah uang tersebut tidak asli atau palsu,” tegas Deputi Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kaltara Bambang Irwanto, Rabu (20/7/2022).
Pihaknya juga telah mengirimkan surat kepada pemilik toko untuk memberitahukan bahwa uang tersebut memang tidak asli. Namun, tidak dikembalikan, tapi diinventarisir oleh Bank Indonesia untuk disampaikan kepada kepolisian agar ditindaklanjuti.
“Jadi terakhir itu ada di kepolisian untuk tindak lanjut sesuai dengan kewenangannya,” ungkapnya.
Saat pemeriksaan sendiri, dibeberkan Bambang Irwanto, KPwBI Provinsi Kaltara menggunakan mikroskop binokuler di laboratorium uang milik perwakilan bank central Indonesia ini. Penggunaannya bisa secara manual, atau disambungkan dengan laptop sehingga lebih jelas untuk mendeteksi keaslian uang tersebut.
Selain itu, pihaknya juga memiliki kaca pembesar manual dan lampu ultraviolet untuk melihat ciri-ciri keaslian uang Rupiah dengan berbagai metode.
“Jadi dari hasil penelitian yang sudah kami lakukan dituangkan dalam hasil analisa laboratorium uang dan kemudian kita bersurat resmi ke toko yang melaporkan uang yang diragukan keasliannya,” tuturnya.
Berdasarkan data diperolehnya, laporan temuan uang palsu yang diterima KPwBI Provinsi Kaltara untuk tahun 2022 baru kali ini.
Saat ditemukan, Bank Indonesia langsung merespon secara cepat dengan berkomunikasi kepada pemilik dan pegawai toko. Selain melihat dan mengklarifikasi, Bank Indonesia juga turut melakukan edukasi dan sosialisasi tentang ciri-ciri keaslian Rupiah melalui metode 3D (dilihat, diraba, diterawang). (jkr)
Discussion about this post