TARAKAN – Lembaga Adat Budaya Melayu (LABM) Kalimantan siap bersinergi dengan pemerintah dalam membangun daerah di bidang kebudayaan.
LABM Kalimantan mendeklarasikan diri sebagai organisasi adat budaya rumpun Melayu pada Rabu (20/7/2022) di Tarakan, Kalimantan Utara (Kaltara).
Bergabung di dalamnya sejumlah tokoh rumpun Melayu. Di antaranya H. Fadlan Hamid, H. Dt. Dissan Maulana bin Sultan M.M. Djalaluddin, H. Aji Bambang Kusuma bin Aji Raden Surya, Dt. Norbeck, Muhammad Thamrin, H. M. Agang Sinjam dan lain-lain.
LABM Kalimantan berazas Pancasila dan Undang-Undang Dasar (UUD) 1945 serta perwujudan bangsa atas konsep Bhineka Tunggal Ika. Atas dasar itu, LABM Kalimantan siap menjadi mitra pemerintah di bidang kebudayaan.
“Kita berharap dengan adanya lembaga adat ini menjadi tempat atau wadah kita untuk memberikan saran-saran kepada pemerintah dalam hal adat istiadat budaya yang ada di Kalimantan, khususnya Kalimantan Utara,” harap Ketua Lembaga Adat Budaya Melayu Kalimantan H. Fadlan Hamid kepada awak media.
Mantan anggota DPRD Tarakan membeberkan di dalam LABM Kalimantan bergabung adat budaya Tidung, Bulungan, Paser, Kutai, Banjar, Berau, Bajau dan lain-lain.
Melalui Lembaga adat budaya ini, pihaknya ingin mempersatukan masyarakat adat di Kalimantan yang cukup banyak. Karena itu, pihaknya membuka diri jika ada adat budaya lain yang ingin bergabung.
“Umumnya kan Melayu ini muslim. Kalau ada budaya lain yang ingin ikut bergabung, silakan, tidak ada masalah, tapi harus mentaati Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga kita,” tuturnya.
Sekretaris LABM Kalimantan H. Saleh menambahkan kehadiran lembaga ini akan dilengkapi dengan legalitas sehingga diakui di mata hukum.
“Yang jelas kita ingin legalitas organisasi ini. Kita akan diikuti seluruh aturan yang berhubungan dengan organisasi, kita akan siapkan dokumen-dokumennya, kita lapor kepada Kesbangpol baik di kabupaten kota maupun di provinsi dan kita akan lapor kepada seluruh kepala daerah yang ada di Kalimantan Utara secara bertahap,” tuturnya.
Pihaknya juga akan melaporkan kepada Gubernur Kaltara dan berharap Lembaga ini dapat diterima dengan baik oleh Pemerintah Provinsi (Pemprov) sebagai mitra dalam membangun Kaltara.
“Bagaimanapun organisasi didirikan untuk membantu pemerintah membangun Kalimantan Utara lebih beradab, berkeadilan, lebih sejahtera,” ungkapnya.
H. Dt. Dissan Maulana bin Sultan M.M. Djalaluddin mempertegas bahwa pihaknya siap bermitra dengan pemerintah dalam membangun daerah melalui kebudayaan.
“Alhamdulillah, kami sangat bersyukur kepada Allah Subhanahu Wa Ta’alai atas berdirinya Lembaga Adat Budaya Melayu Kalimantan. Mari kita duduk bersama, kita punya slogan “Di mana Bumi Dipijak, Di situ Langit Dijunjung,” siapapun dan dimanapun kita berada, kita adalah rumpun Melayu dari ujung Sumatera sampai Semenanjung, untuk bermitra dengan pemerintah setempat,” ungkapnya.
Budayawan Kaltara, Dr. Norbeck turut menginisiasi hadirnya LABM Kalimantan. Karena ia menilai, BUdaya Melayu tidak bisa dilupakan karena menjadi bagian dari budaya Indonesia.
“Tidak bisa kita pungkiri di Indonesia ini, budaya Melayu itu menjadi salah satu daripada budaya nasional. Untuk itu kita yang ada di Kalimantan sekarang menginisiasi pembentukan organisasi yang merujuk kepada budaya Melayu,” ungkapnya. (jkr)
Discussion about this post