TARAKAN – Sejak Selasa (2/11/2021), Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Tarakan telah membuka layanan baru, yakni klinik bedah onkologi.
Dengan layanan ini, masyarakat yang memiliki penyakit tumor seperti tumor payudara, tumor tiroid, tumor jaringan lunak dan tumor kulit, bisa konsultasi sekaligus mendapat tindakan lebih lanjut di rumah sakit milik Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kaltara ini.
“Ini adalah layanan baru, satu-satunya di Kaltara melayani pelayanan bedah onkologi yang terdiri dari tumor payudara, tumor tiroid, tumor jaringan lunak dan tumor kulit,” ujar dr. Arif Kurniawan Sp.B (K). ONK, Kamis (4/11).
Pelayanan di klinik bedah onkologi didukung dengan Sumber Daya Manusia (SDM) yang mumpuni. Seperti dokter spesialis dan perawat khusus. Selain itu, juga ditunjang dengan peralatan sesuai standar.
Tidak hanya itu, melalui layanan bedah onkologi ini, masyarakat juga bisa melakukan kemoterapi di RSUD Tarakan, tidak perlu lagi pergi ke luar kota. Pengoperasiannya tinggal menunggu izin dari Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan.
“Sudah ada semua, sudah lengkap dan semua sudah memenuhi SOP. Tinggal nanti kita meminta izin dari BPJS untuk segera dibuka layanan ini, karena banyak masyarakat yang menunggu layanan ini, sangat membutuhkan kemoterapi,” tuturnya.
Dengan hadirnya layanan bedah onkologi ini, Arif mengajak masyarakat untuk melakukan kemoterapi di RSUD Tarakan. “Masyarakat tidak perlu lagi ke luar, ke Samarinda, ke Balikpapan untuk kemoterapi, cukup bisa di Tarakan,” tuturnya.
Dibukanya klinik bedah onkologi ini, menurut Arif, karena melihat insidensi penyakit tumor yang cukup banyak. Bahkan untuk tumor payudara, nomor dua penyebab kematian wanita setelah kanker serviks.
“Jadi perlu kita mempunya pelayanan yang bagus untuk menurunkan angka kematian akibat penyakit tumor tersebut. Ini adalah pelayanan satu-satunya di Tarakan khususnya di Kaltara,” tuturnya.
Penyakit tumor ganas perlu mendapatkan penanganan sejak dini. Karena jika tidak ditangani dari awal, bisa berkembang ke organ tubuh yang lain.
“Dia bisa menyebar ke otak, bisa menyebar ke hati, bisa menyebar ke paru-paru dan tentunya ini berbahaya dan bisa menyebabkan kematian,” tuturnya. (jkr)
Discussion about this post