TARAKAN – Sempat melakukan Perkuliahan tatap muka terbatas, pihak Rektorat Universitas Borneo Tarakan (UBT) kini memberlakukan perkuliahan secara hybrid, setelah sejumlah stafnya terpapar Covid-19.
Rektor UBT Prof Adri Patton mengaku ada 6 staf UBT yang terpapar Covid-19. Beruntung tidak menyebar lebih luas, karena hasil tracing kasus hanya ditemukan kasus pada mereka saja.
“Memang ada beberapa staf kami terpapar Covid. Hampir mencapai 6 orang. Setelah itu langsung kami lakukan tracing, ternyata cuma 6 orang itu,” ujar Adri Patton, Kamis (17/2/2022).
Berdasarkan temuan tersebut, pihak rektorat sepakat memberlakukan Work From Home (WFH) bagi sebagian stafnya. Sedangkan untuk perkuliahan, dilakukan secara hybrid.
Sebelumnya, UBT telah melaksanakan perkuliahan tatap muka terbatas kurang lebih satu bulan. Bahkan, mahasiswa kembali aktif pergi ke kampus. Namun, karena dampak Covid-19, pihak rektorat memberlakukan perkuliahan secara hybrid yakni daring dan luring.
“Hampir satu bulanan dan mahasiswa sudah banyak di kampus dan mulai ada aktivitas, tapi setelah ada ini terutama pegawai, akhirnya kami melakukan WFH lagi, dan perkuliahan juga kita tetap jalan tapi kita melakukan hybrid, ada daring, ada luring, jadi kita lihat kondisinya seperti apa,” ungkapnya.
Dari hasil penelusuran pihak rektorat, staf yang terpapar tidak merasakan gejala berat seperti sebelumnya. Mereka hanya mengalami gejala ringan seperti demam. Setelah melakukan swab tes antigen, ternyata positif.
Mantan Sekretaris Daerah Malinau berharap pandemi Covid-19 segera berlalu, sehingga pihaknya dapat melakukan perkuliahan tatap muka.
Ia menilai kerinduan mahasiswa untuk kembali mengikuti perkuliahan tatap muka cukup besar. Namun pihaknya mengikuti panduan dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi yang memberikan sepenuhnya kepada universitas apabila terjadi kondisi tidak memungkinkan. (jkr)
Discussion about this post